Minggu, 10 April 2016

Ragam Bahasa

Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan atau berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Bahasa Indonesia memang banyak ragamnya. Hal Ini karena bahasa Indonesia sangat luas pemakaiannya dan bermacam-macam ragam penuturnya. Oleh karena itu, penutur harus mampu memilih ragam bahasa yang sesuai dengan dengan keperluannya, apapun latar belakangnya.
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Seiring dengan perkembangan zaman yang sekarang ini banyak masyarakat yang mengalami perubahan. Bahasa pun juga mengalami perubahan. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Agar banyaknya variasi tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien, dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk keperluan tertentu yang disebut ragam standar (Subarianto, 2000)

Ragam Bahasa Indonesia dibagi menjadi 3 jenis yaitu
1.       berdasarkan media
2.       berdasarkan cara pandang penutur
3.       berdasarkan topik pembicaraan.

1. Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan media

Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam bahasa terdiri
·         Ragam bahasa lisan
·         Ragam bahasa tulis

Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulis. Jadi dalam ragam bahasa lisan, kita berurusan dengan lafal, dalam ragam bahasa tulis, kita berurusan dengan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya

Ragam Lisan
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.

Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri kebakuan yang berbeda.

Ciri-ciri ragam lisan:
a. Memerlukan orang kedua/teman bicara;
b. Tergantung situasi, kondisi, ruang & waktu;
c. Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi serta bahasa tubuh.
d. Berlangsung cepat;
e. Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu;
f.  Kesalahan dapat langsung dikoreksi;
g. Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi
Contoh ragam lisan adalah ‘Sudah saya baca buku itu.’

Ragam Tulis
Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam bahasa baku lisan makna kalimat yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalimat. Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.
Ciri-ciri ragam tulis :
1.Tidak memerlukan orang kedua/teman bicara;
2.Tidak tergantung kondisi, situasi & ruang serta waktu;
3.Harus memperhatikan unsur gramatikal;
4.Berlangsung lambat;
5.Selalu memakai alat bantu;
6.Kesalahan tidak dapat langsung dikoreksi;
7.Tidak dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik muka, hanya terbantu dengan tanda baca.
Contoh ragam tulis adalah ’Saya sudah membaca buku itu.’

2.Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan cara pandang penutur
Berdasarkan cara pandang penutur, ragam bahasa Indonesia terdiri dari beberapa ragam diantara nya adalah :
·         Ragam dialek
Contoh : ‘Gue udah baca itu buku.’
·         Ragam terpelajar
Contoh :  ‘Saya sudah membaca buku itu.’
·         Ragam resmi
Contoh : ‘Saya sudah membaca buku itu.’
·         Ragam tak resmi
Contoh : ‘Saya sudah baca buku itu.’

3.Ragam Bahasa Indonesia berdasarkan topik pembicaraan
Berdasarkan topik pembicaraan, ragam bahasa terdiri dari beberapa ragam diantara nya adalah :
1.       Ragam bahasa ilmiah
2.       Ragam hukum
3.       Ragam bisnis
4.       Ragam agama
5.       Ragam sosial
6.       Ragam kedokteran
7.       Ragam sastra
Contoh ragam bahasa berdasarkan topik pembicaraan:
Dia dihukum karena melakukan tindak pidana. (ragam hukum)
Setiap pembelian di atas nilai tertentu akan diberikan diskon.(ragam bisnis)
Cerita itu menggunakan unsur flashback. (ragam sastra)
Anak itu menderita penyakit kuorsior. (ragam kedokteran)
Penderita autis perlu mendapatkan bimbingan yang intensif. (ragam psikologi)

Ragam bahasa baku dapat berupa: ragam bahasa baku tulis dan ragam bahasa baku lisan.
Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya keragaman bahasa, diantaranya :
• Faktor Budaya atau letak Geografis
• Faktor Ilmu pengetahuan
• Faktor Sejarah
Kesimpulan
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut media pembicara.


Ragam bahasa terbagi dua jenis yaitu bahasa lisan dan bahasa baku tulis.
Pada ragam bahasa baku tulis kita harus menguasai penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan menguasai EYD, sedangkan untuk ragam bahasa lisan kita harus mampu mengucapkan dan memakai bahasa Indonesia dengan baik serta bertutur kata sopan.

http://roisah.weebly.com/ragam-bahasa.html

Undang-undang IT



Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik
Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik adalah ketentuan yang berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, baik yang berada di wilayah hukum Indonesia maupun di luar wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di wilayah hukum Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentingan Indonesia.
 Pengertian dalam undang-undang :
Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.
  • Transaksi Elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan Komputer, jaringan Komputer, dan/atau media elektronik lainnya.
  • Teknologi Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis, dan/atau menyebarkan informasi.
  • Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.
  • Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan Informasi Elektronik.
  • Penyelenggaraan Sistem Elektronik adalah pemanfaatan Sistem Elektronik oleh penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat.
  • Jaringan Sistem Elektronik adalah terhubungnya dua Sistem Elektronik atau lebih, yang bersifat tertutup ataupun terbuka.
  • Agen Elektronik adalah perangkat dari suatu Sistem Elektronik yang dibuat untuk melakukan suatu tindakan terhadap suatu Informasi Elektronik tertentu secara otomatis yang diselenggarakan oleh Orang.
  • Sertifikat Elektronik adalah sertifikat yang bersifat elektronik yang memuat Tanda Tangan Elektronik dan identitas yang menunjukkan status subjek hukum para pihak dalam Transaksi Elektronik yang dikeluarkan oleh Penyelenggara Sertifikasi Elektronik.
  • Penyelenggara Sertifikasi Elektronik adalah badan hukum yang berfungsi sebagai pihak yang layak dipercaya, yang memberikan dan mengaudit Sertifikat Elektronik.
  • Lembaga Sertifikasi Keandalan adalah lembaga independen yang dibentuk oleh profesional yang diakui, disahkan, dan diawasi oleh Pemerintah dengan kewenangan mengaudit dan mengeluarkan sertifikat keandalan dalam Transaksi Elektronik.
  • Tanda Tangan Elektronik adalah tanda tangan yang terdiri atas Informasi Elektronik yang dilekatkan, terasosiasi atau terkait dengan Informasi Elektronik lainnya yang digunakan sebagai alat verifikasi dan autentikasi.
  • Penanda Tangan adalah subjek hukum yang terasosiasikan atau terkait dengan Tanda Tangan Elektronik.
  • Komputer adalah alat untuk memproses data elektronik, magnetik, optik, atau sistem yang melaksanakan fungsi logika, aritmatika, dan penyimpanan.
  • Akses adalah kegiatan melakukan interaksi dengan Sistem Elektronik yang berdiri sendiri atau dalam jaringan.
  • Kode Akses adalah angka, huruf, simbol, karakter lainnya atau kombinasi di antaranya, yang merupakan kunci untuk dapat mengakses Komputer dan/atau Sistem Elektronik lainnya.
  • Kontrak Elektronik adalah perjanjian para pihak yang dibuat melalui Sistem Elektronik.
  • Pengirim adalah subjek hukum yang mengirimkan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik.
  • Penerima adalah subjek hukum yang menerima Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dari Pengirim.
  • Nama Domain adalah alamat internet penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat, yang dapat digunakan dalam berkomunikasi melalui internet, yang berupa kode atau susunan karakter yang bersifat unik untuk menunjukkan lokasi tertentu dalam internet.
  • Orang adalah orang perseorangan, baik warga negara Indonesia, warga negara asing, maupun badan hukum.
  • Badan Usaha adalah perusahaan perseorangan atau perusahaan persekutuan, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.
  • Pemerintah adalah Menteri atau pejabat lainnya yang ditunjuk oleh Presiden.

Secara umum, materi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UUITE) dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu pengaturan mengenai informasi dan transaksi elektronik dan pengaturan mengenai perbuatan yang dilarang. Pengaturan mengenai informasi dan transaksi elektronik mengacu pada beberapa instrumen internasional, seperti UNCITRAL Model Law on eCommerce dan UNCITRAL Model Law on eSignature. Bagian ini dimaksudkan untuk mengakomodir kebutuhan para pelaku bisnis di internet dan masyarakat umumnya guna mendapatkan kepastian hukum dalam melakukan transaksi elektronik. Beberapa materi yang diatur, antara lain: 1. pengakuan informasi/dokumen elektronik sebagai alat bukti hukum yang sah (Pasal 5 & Pasal 6 UU ITE); 2. tanda tangan elektronik (Pasal 11 & Pasal 12 UU ITE); 3. penyelenggaraan sertifikasi elektronik (certification authority, Pasal 13 & Pasal 14 UU ITE); dan 4. penyelenggaraan sistem elektronik (Pasal 15 & Pasal 16 UU ITE);
Beberapa materi perbuatan yang dilarang (cybercrimes) yang diatur dalam UU ITE, antara lain: 1. konten ilegal, yang terdiri dari, antara lain: kesusilaan, perjudian, penghinaan/pencemaran nama baik, pengancaman dan pemerasan (Pasal 27, Pasal 28, dan Pasal 29 UU ITE); 2. akses ilegal (Pasal 30); 3. intersepsi ilegal (Pasal 31); 4. gangguan terhadap data (data interference, Pasal 32 UU ITE); 5. gangguan terhadap sistem (system interference, Pasal 33 UU ITE); 6. penyalahgunaan alat dan perangkat (misuse of device, Pasal 34 UU ITE);

Penyusunan materi UUITE tidak terlepas dari dua naskah akademis yang disusun oleh dua institusi pendidikan yakni Unpad dan UI. Tim Unpad ditunjuk oleh Departemen Komunikasi dan Informasi sedangkan Tim UI oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Pada penyusunannya, Tim Unpad bekerjasama dengan para pakar di ITB yang kemudian menamai naskah akademisnya dengan RUU Pemanfaatan Teknologi Informasi (RUU PTI). Sedangkan tim UI menamai naskah akademisnya dengan RUU Informasi Elektronik dan Transaksi Elektronik.
Kedua naskah akademis tersebut pada akhirnya digabung dan disesuaikan kembali oleh tim yang dipimpin Prof. Ahmad M Ramli SH (atas nama pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono), sehingga namanya menjadi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik sebagaimana disahkan oleh DPR.

Teknik Penulisan Artikel Koran/Majalah



I.  TeknikPenulisan Artikel Koran/Majalah

1.      PersiapanPenulisan (prewriting)
a.       AspekAdministratif
Yaitumenyiapkan hal-hal yang bersifat administratif seperti mesin tik, pita mesintik, komputer, tinta, kertas, pensil, serta sumber-sumber rujukan yangdiperlukan seperti buku, surat kabar, majalah, jurnal, kliping berita, dankliping artikel.
b.      AspekTeknis
Yaitumemastikan peralatan yang diperlukan berfungsi dengan baik. Mesin tik,komputer, ataupun printer harus dalam keadaan baik untuk mengerjakan artikel.Selain itu, program-program yang menunjang proses penulisan artikel harus baikserta memadai. Baik dari kualitas program, kesesuaian dengan komputer yangdipakai, serta seberapa besar pengetahuan penulis akan program yang dipakai.
c.       AspekAkademis
Buatlahkerangka (out line) sederhana untuk memudahkan penulisan sekaligus menghindaritumpang tindih bahasan. Selain hal tersebut, dapat menggunakan pola 3P dan ABCyang sangat sederhana, mudah dipahami, dan dapat dilakukan oleh setiap orang.
1)      Pola3P
3Pmerupakan singkatan dari pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Maksudnya dalampenulisan artikel dapat dibagi kedalam tiga bagian besar, yakni: Pendahuluan, Pembahasan,Penutup.
Padabagian pendahuluan lazim disebut sebagai intro. Sedangkan bagian penutup kerapdisebut sebagai kesimpulan. Dengan catatan apabila artikel yang ditulistersebut menggunakan pendekatan induktif. Pola 3P diibaratkan sebagai sebuahbangunan dengan gagasan yang utuh. Kerangka artikel harus memiliki tiga tiangpenyangga utama yang kokoh yakni pendahuluan, pembahasan, dan penutup.
2)      RumusABC
Lainhalnya dengan 3P, ABC bukan merupakan sebuah singkatan melainkan urutanpekerjaan yang sifatnya alfabetis. Sedangkan kalau dimaknai lebih lanjut, makaA berarti P1 (pendahuluan), B berarti P2 (pembahasan), C berarti P3 (penutup).Yang membedakan yakni apabila pada 3P masih berupa kerangka artikel yang belumterisi dan hanya sebatas konseptual. Sedangkan, pada rumus ABC kerangkatersebut sudah harus diisi dengan pertanyaan tertentu sehingga menjadioperasional dan fungsional. Rumus ABC dan pola 3P merupakan pendekatan yangsangat sederhana dan praktis dalam menyusun kerangka karangan artikel. Berikutini contoh dari pola 3P dan ABC.
1.      Ide                               : Amien Rais
2.      Topik                           : Meneropong peluang Amien Raisuntuk bisa terpilih menjadi presiden periode 2004-2009 dibandingkan denganempat kandidat presiden pesaingnya,Wiranto, Susilo Bambang Yudhoyono,MegawatiSoekarno Putri, dan Hamzah Haz.
3.      Tesis                            :Peluang Amien Rais untuk bisa terpilih menjadi presiden sangat besar selamatokoh reformasi yang dikenal bersih, jujur, vokal, serta tak bermasalah secaramoral dan hukum ini mampu menggalang kerja sama dan dukungan dari kalangan kaummuda perkotaan, Muhammadiyah, dan NU.
4.      Judul                           :Peluang Amien Rais Menjadi Presiden
5.      KerangkaKarangan    :
(pendahuluan)
A.    KesiapanJadi Kandidat Presiden
§  DeklarasiKesiapanjadi presiden
§  Reaksipro-kontra berbagai kalangan
§  Pilihanmanis dan pahit
(pembahasan)
B.     Peluangdan Tantangan yang Dihadapi
§  Rekamjejak sebagai tokoh reformasi
§  Peluangdukungan suara terbesar
§  Tantangandari para pesaing
(penutup)  
C.     ProgramKerja dan Strategi Kampanye
§  Programkerja yang ditawarkan
§  Strategikampanye yang dipilih
§  Asumsisikap politik masyarakat
d.      AspekPsikologis
Buatlah suasana menulis menjadimenyenangkan. Jika penulis merasa nyaman menulis dengan ditemani musik, makamemutar kaset atau compac disc musik-musik kesukaan dapat menjadi solusi.Secara psikologis, musik dapat membuat hati ceria, terinspirasi dantermotivasi. Selain musik, menyiapkan makanan ringan dan kopi atau sejenisnyajuga sangat dianjurkan.
Untuk menulis artikel, skripsi, makalahatau buku, penulis bahkan dianjurkan bisa duduk menghadapi komputer selama 5-6jam nonstop. Setelah itu beristirahat satu jam, dan pekerjaan mengetikdilanjutkan lagi selama 3-4 jam. Untuk dapat menjadi penulis produktif,  kedisiplinan adalah aspek utama. Kedisiplinandalam hal ini berarti jangan sampai baru 15 menit mengetik sudah beralih kepekerjaan lain, misalnya menonton televisi.
2.      PelaksaanPenulisan (writing)
Dalam tahap penulisan, kita harusmemusatkan perhatian hanya kepada tulisan yang sedang kita buat. Semua hal yangmengganggu dalam proses penulisan artikel harus dihindari.
1)      KehabisanKata-kata
Masalah yang sering dialami oleh penulisadalah kehabisan kata atau tidak dapat mengembangkan pokok bahasan lagi.Menurut Haris Sumadiria, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghadapikehabisan kata-kata.
a.       Penjelasan
Secara sederhana, penjelasan berartimembuat keterangan atau uraian terhadap suatu persoalan yang kita bahas. Denganmemberikan penjelasan makna kata, istilah dan gagasan yang dibahas akan mudahdipahami secara lebih baik.
b.      Contoh
Kata dan kalimat yang ada pada opinibiasanya merupakan gambaran hal yang bersifat abstrak. Memberikan contoh untukhal-hal tertentu berarti menggambarkan sesuatu yang abstrak menjadi konkret.
c.       Perbandingan
Perbandingan merupakan uraian artikelyang dapat menjelaskan kepada pembaca. Misalnya membandingkan antara negarasatu dengan negara lain.
d.      Kutipan
Menyertakan kutipan merupakan salah satucara untuk mengembangkan artikel. Kutipan dapat diambil dari kitab suci, tokoh,surat kabar, majalah, buku atau referensi-referensi lain yang relevan dengantopik yang dibahas. Kutipan berfungsi untuk mengembangkan bahasan, mendukung,menguatkan, serta membangun kredibilitas gagasan penulis.
e.       Statistik
Data statistik dapat menghidupkanangka-angka yang ada di artikel. Dengan demikian, pembaca dapat terbantu dalammemahami atau mengenali apa yang ada dalam statistik.
f.       Penegasan
Penegasan yaitu menyatakan kembali suatupokok masalah dengan penyusunan redaksi yang berbeda-beda. Penegasan berartimemberikan penekanan pada kata atau kalimat tertentu dengan maksud untukdijadikan rujukan bagi pembaca.
2)      GayaPenulisan Artikel
Gaya penulisan seseorang menentukanartikelnya bisa dimuat atau tidak di surat kabar. Ada beberapa gaya penulisan,selain mengikuti gaya penulisan yang digunakan oleh masing- masing penerbitsurat kabar. Diantara gaya penulisan yakni:
a.       Gayapenulisan harus kritis, analitis dan eksplanatif atau bukan karangan fiksi.
b.      Hindaripenggunaan istilah atau bahasa teknis ilmiah, gunakanlah bahasa ilmiah popular,disertai penjelasan dengan bahasa yang sederhana.
c.       Alurpemaparan harus runtut dan logis.
d.      Tulisanharus terfokus, terorganisir, punya latar belakang yang jelas.
e.       Tidakbertele-tele, bombastis atau malah vulgar.
f.       Menggunakanbahasa Indonesia yang baik dan benar. Penggunaan bahasa asing atau bahasadaerah sebaiknya disertai padan kata atau penjelasan.
g.      Tidakmenggunakan ungkapan kalimat klise atau normatif.
3.      PerbaikanMateri Tulisan (editing)
1)      RevisiJudul
Karena terkadang judul yang kita buatsifatnya masih sementara, maka kita harus membuat judul yang lebih sesuaidengan isi tulisan, yang lebih menarik, lebih “menggigit” dan lebih mengenasasaran pembaca. Untuk membuat judul yang “menggigit”, diperlukan kepekaanrasa, keindahan bahasa serta ketegasan makna.[8] Sering terjadi judul artikelkonsumsi yang dibuat penulis pemula terlalu panjang, terlalu singkat, datar,tidak menarik, tidak membumi, dan terlalu akademis. Kerap terjadi, judulartikel sama persis dengan judul laporan penilitian atau judul skripsi yangterasa dingin, kaku, dan sangat formal.
2)      RevisiIntro
Seringkali penulis pemula menulis introberkepanjangan, bertele-tele, berputar-putar, tidak jelas, tidak ringkas, tidakmenarik, membosankan, bahkan adakalanya membingungkan. Intro adalah bagianpembuka atau pendahuluan. Dalam pidato, intro adalah pengantar sebelum sampaikepada pokok bahasan. Intro artikel yang baik cukup tiga paragraf. Pastikaintro yang sudah ditulis memenuhi syarat : ringkas, jelas, menarik, dan ditulisdalam bahasa jurnalistik yang baik.
3)      RevisiKomposisi
Komposisi berarti susunan yangseharusnya beraturan. Artiekel yang baik harus sesuai dengan hukum komposisi.Sekali keluar dari hukum tersebut, kepala dibuat kaki da sebalikanya, makaartikel yang dibuat tak ubahnya seperti sirkus. Untuk itu, perlu diperiksaapakah komposisi artikel yang dibuat sudah baik.
4)      RevisiAkurasi dan Relevansi Data
Teliti dalam mengutip nama seseorang,jabatan, pangkat, kedudukan, alamat, angka, tanggal, bulan dan tahun. Setelahdiyakini semuanya tak ada yang salah tulis atau salah kutip, teliti lagi apakahdata yanng telah dikutip relevan dengan pokok bahasan. Jika tidak relevan, makaharus dibuang.
5)      RevisiEjaan dan Istilah Teknis
Tanpa sadar, kita sering menggunakanistilah-istilah teknis yang hanya dimengerti dan dipahami oleh lingkungansendiri yang sangat terbatas. Ganti istilah-istilah tersebut dengan istilahyang lebih dipahami oleh umum.
6)      RevisiGramatika
Berkomunikasi secara tertulis berbedadengan berkomunikasi secara lisan. Bahasa lisan lebih menekankan pengertian,sedangkan bahasa tulis lebih menekankan pada struktur bahasa dan makna. Selainitu, bahasa artikel juga harus menggunakan bahasa jurnalistik yang menggunakankalimat-kalimat pendek, tegas, jelas, sederhana, dan mudah dimengerti.
7)      RevisiBobot dan Substansi Materi Tulisan
Menulis tidak hanya sekedar untukmemberikan informasi, meyakinkan, membujuk atau mempengaruhi dan menghiburpembaca. Menulis sekaligus untuk menunjukkan kapasitas dan kredibilitaspenulis. Menulis seharusnya sesuai dengan pengetahuan , keahlian, dan disiplinilmu penulis. Hal seperti itu diperlukan agar suatu ketika penulis tidak salahdalam mengirim artikel.
8)      AsumsiDampak Yang Diharapakan
Menulis berarti berkomunikasi. Menurutteori, komunikator yang baik adalah yang senantiasa memperhatikan umpan balik.Komunikasi harus efektif, yaitu mencapai hasil yang diharapkan. Menulisseharusnya dalam koridor normatif  yangada, realitas artikel adalah rasional, bukan realitas virtual atau fiksional.

II. Isi Dari Artikel Koran/Majalah

Isi artikeldapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu artikel praktis, halaman opini,analisis ahli, religi dan artikel ringan.
a.       Artikel Praktis
Yaituartikel yang isinya lebih banyak bersifat petunjuk praktis. Biasanya berkaitandengan tentang cara melakukan sesuatu hal (how to). Dalam menulis artikelpraktis lebih menekankan pada aspek ketelitian dan ketrampilan daripadapengamatan dan pengembangan pengetahuan dan analisis peristiwa. Artikel praktisbiasanya ditulis dengan menggunakan pola kronologis. Maksudnya, pesan disusunbedasarkan urutan waktu. Misalnya, artikel tentang petunjuk kiat hidup sehat,penggunaan teknologi baru, cara belajar yang efektif, manajemen diri, dansebagainya.
b.      Artikel Ringan
Yaituartikel yang lebih banyak mengangkat topik bahasan yang sifatnya ringan. Carapenyajiannya pun ringan, sehingga tidak terlalu menguras pikiran pembaca.Penulisan artikel ringan biasanya dengan menginformasikan hal yang sangatbermanfaat bagi pembacanya.
c.       Artikel HalamanOpini
Yaituartikel yang berupa opini atau pendapat sesorang tentang suatu hal atauperistiwa. Dalam penulisan artikel opini, topik biasanya diambil dari hal-halyang sedang hangat (up to date) dan banya dibicarakan orang. Pada dasarnyasemua artikel sebagai opini atau pendangan dari penulisnya dan bersifatsubjektif. Selain itu, artikel opini biasanya juga ditulis untuk menanggapi,memprediksi hal-hal atau fenomena-fenomena yang mungkin akan terjadi. Artikelopini biasanya dapat ditemui bersama tulisan-tulisan lainnya seperti tajukrencana, pojok, kolom, surat pembaca, dll. Penulisan artikel opini biasanyaditulis dengan mengupas masalah secara mendalam dan serius. Terkadang merujukpada pendekatan analisis akademis, dan pemuatannya biasanya dilampiri fotopenulis.
d.      Artikel Analisis Ahli
Yaituartikel yang ditulis oleh seorang ahli yang sesuai dengan orang yang ahli dalambidangnya. Mereka mengupas suatu persoalan yang sedang terjadi secara tuntas,tajam, dan mendalam. Salah satu tujuan dari artikel analisis ahli antara lainmendekatkan pokok-pokok masalah yang sedang disorot sebagai suatu persoalanyang biasanya mengandung pertanyaan, dengan tinjauan pakar di bidang yang samadengan memberikan penjelasan dan jawaban bagi pembaca.
e.      Artikel Religi
Sesuadengan istilahnya, artikel ini berisi tentang ajaran agama atau keyakinan. Padahari-hari tertentu, media massa sering menyediakan ruang yang memuat artikelreligi. Seperti pada surat kabar harian Pikiran Rakyat, setiap hari Jum’atmenyediakan ruang untuk artikel religi yang ditulis oleh seorang muslim danpada hari Minggu memuat artikel religi yang ditulis penganut ajaran agama lain.Dalam menulis artikel ini, siapapun dapat melakukannya asal memahami ajaranagama yang dianut.

III. Contoh-contoh Judul Artikel Koran/Majalah
1.      MeladaniNabi Muhammad saw. dan Mengkusiri Korupsi
2.       DuaKitab Usang Membenahi Tanah Pertiwi
3.       PotretNabi Muhammad saw. Dengan Dunia Kontemporer

KALIMAT MAJEMUK SETARA, BERTINGKAT, RAPATAN, DAN CAMPURAN & CONTOHNYA



KALIMAT MAJEMUK SETARA, BERTINGKAT, RAPATAN, DAN CAMPURAN & CONTOHNYA
CONTOH KALIMAT MAJEMUK SETARA, BERTINGKAT, RAPATAN, DAN CAMPURAN.  Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola kalimat atau lebih. Kalimat majemuk ini terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan anak kalimat dan induk kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi di dalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat.
Kalimat majemuk dan Contohnya
Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Jenis-jenis kalimat majemuk adalah:
  1. Kalimat Majemuk Setara
  2. Kalimat Majemuk Rapatan
  3. Kalimat Majemuk Bertingkat
  4. Kalimat Majemuk Campuran
1. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat. Kalimat majemuk setara merupakan gabungan kalimat yang kedudukannya setara. Adapun kata penghubung pada kalimat majemuk setara dapat berupa dan, atau, sedangkan, bahkan, lalu, dan kemudian.

Contoh Kalimat Majemuk Setara:
1. Kalimat Majemuk Setara Sejajar atau Menggabungkan.
Contoh kalimat: Dia menanam bunga serta rajin menyiraminya.

2 . Kalimat Majemuk Setara Berlawanan atau Mempertentangkan.
Contoh kalimat: Rendy tidak menulis surat, tetapi hanya sebatas melukis.

3.Kalimat Majemuk Setara Sebab-akibat.
Contoh kalimat: Penduduk Kota Surabaya panik lantaran terjadi gempa bumi.

4.Kalimat Majemuk Setara memilih.
Contoh kalimat: Dia bisa menunggu atau menemuinya langsung.

5. Kalimat Majemuk Setara Menguatkan.
Contoh kalimat: Petinju itu bukannya keletihan, bahkan semakin kuat.

2. Kalimat Majemuk Rapatan
Kalimat majemuk rapatan yaitu gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek, predikat atau objeknya sama,maka bagian yang sama hanya disebutkan sekali.

Contoh Kalimat Majemuk Rapatan:
- Pekerjaan Reno hanya makan. (kalimat tunggal 1)
- Pekerjaan Reno hanya tidur. (kalimat tunggal 2)
- Pekerjaan Reno hanya main game. (kalimat tunggal 3)
Pekerjaann Reno hanya makan, tidur, dan main game. (kalimat majemuk rapatan)

- Om Rizal membeli mobil Ferarri
- Om Rizal membeli motor Rinja Warrior
- Om Rizal membeli Jet Sky
Om Rizal membeli mobil Ferarri, motor Ninja Warrior, dan Jet Sky (kalimat majemuk rapatan)

3. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat.
Contoh Kalimat Majemuk Bertingkat:
- Kemarin Andy mencuci mobil. (induk kalimat)
- Ketika matahari berada di ufuk timur. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)
Ketika matahari berada di ufuk timur, Andy mencuci mobil. (kalimat majemuk bertingkat cara 1)
Andi mencuci mobil ketika matahari berada di ufuk timur. (kalimat majemuk bertingkat cara 2)
4. Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat.

Contoh Kalimat majemuk Campuran:
- Ayah memberitahukan berita itu.
- Amelia mendapat ranking.
- Ibu sangat bahagia
Ayah memberitahukan bahwa Amelia mendapat juara pertama dan ibu sangat bahagia.(Kalimat majemuk campuran)
 
- Fadli bermain dengan Nazhan. (kalimat tunggal 1)
- Ikhsan membaca buku di kamar kemarin. (kalimat tunggal 2, induk kalimat)
- Ketika Leli datang ke rumahnya. (anak kalimat sebagai pengganti keterangan waktu)

Fadli bermain dengan Nazhan, dan Ikhsan membaca buku di kamar, ketika Leli datang ke rumahnya. (kalimat majemuk campuran)